Gout terjadi
akibat penngkatan kronis konsentras asam urat didalam plasma (hiperurisemia
>7 mg/dL).
Asam urat
merupakan produk akhir metabolisme purin.
Namun, normalnya 90% dari hasil metabolit nukleotida adenin, guanin, dan
hipoxantin akan digunakan kembali untuk dibentuk kembali masing-masing menjadi
AMP, IMP, dan GMP oleh adenin fosforibosiltranferase (HGPRT). Hanya sisanya
yang akan diubah menjadi xantin, dan selanjutnya menjadi asam urat oleh xantin
oxidase.
Hiperurisemia
terjadi pada sektar 10% populasi negara industri barat, satu dar 20 akan
mengalam gout (laki-laki > perempuan). Sektar 90% pasien dengan gout primer memliki
presdiposisi genetik. Disebut hiperurisemia primer karena ekskresi AU diginjal dapat
menyamai pembentukan AU yang normal hanya bila konsentrasi AU didalam AU
didalam plasma dan filtrasi glomerulus meningkat (hiperurisemia asimtomatik). Jika asupan purin lebih banyak (terutama
jeroan, kaldu daging, ikan, kerang, dll), yang terjadi pada sebagian besar
kasus, sehingga dalam jangka lama kristalnatrium urat akan berulang kali
mengendap. Pada kasus yang jarang, hiperurisemia disebabkan oleh kekurangan
HGPRT parsial sehingga perbandingan metabolit nukleotida yang digunakan kembali
menurun dan karena itu AU akan lebih banyak dibentuk.
Karena kelarutan urat yang rendah di cairan sinovial dan pada suhu yang rendah, serta karena jari lebih daripada inti tubuh, kristal urat lebih sering dibentuk di ujung sendi kaki (mikrotofi). Alkohol akan meningkatkan metaboisme nukleotida adenin sehingga memudahkan pengendapan kristal, seperti yang terjadi juga pada obesitas, obat tertentu (misal, diuretik), dan timbal dosis tinggi. Konsentrasi AU/ urat di dalam urin yang sering kali meningkat pada hiperurisemia menimbulkan pembentukan batu ginjal.
Karena kelarutan urat yang rendah di cairan sinovial dan pada suhu yang rendah, serta karena jari lebih daripada inti tubuh, kristal urat lebih sering dibentuk di ujung sendi kaki (mikrotofi). Alkohol akan meningkatkan metaboisme nukleotida adenin sehingga memudahkan pengendapan kristal, seperti yang terjadi juga pada obesitas, obat tertentu (misal, diuretik), dan timbal dosis tinggi. Konsentrasi AU/ urat di dalam urin yang sering kali meningkat pada hiperurisemia menimbulkan pembentukan batu ginjal.
Serangan gout terjadi jika kristal urat
(mungkin sebagai akibat trauma) secara tiba-tiba di lepaskan dari mikrotofi,
kemudian di kenali oleh sistem imun sebagai benda asing. Selanjutnya terjadi
inflamasi aseptik di sendi (atritis), dan menarik neutrofil untuk memfagosit
kristal urat. Jika diikuti dengan pemecahan neutrofil, kristal urat yang telah
difagosit akan dilepaskan kembali sehingga mempertahankan proses tersebut. Hal
ini menyebabkan pembengkakan sendi yang sangat nyeri dan berwarna merah gelap
pada 70-90% serangan pertama yang mengenai sendi dibagian proksimal ibu jari.
Neuropati urat akut. Jika konsentrasi AU
di dalam plasma dan urin primer tiba-tiba meningkat secara bermakna (biasanya
pada gout sekunder) dan/ atau (karena kurangnya asupan cairan) urin menjadi
sangat pekat dan pH-nya menjadi rendah (misal, diet kaya protein) sehingga
sejumlah besar AU akan mengendap di duktus koligentes dengan menimbulkan
penyumbatan lumen. Dapat terjadi gagal ginjal akut.
Serangan gout yang berulang (gout
kronis) dapat merusak sendi (juga tangan, lutut, dan lain-lain) hingga meluas
sehingga terjadi nyeri yang menetap, deformitas sendi yang nyata dengan
kerusakan kartilago dan atrofi tulang. Mungkin pula terjadi pengendapan urat
sirkumskripta (tofi) di sekitar sendi atau di ujung daun telinga serta ginjal
(nefropati gout kronis).
Hiperurisemia atau gout sekunder di
sebabkan oleh, misalnya leukemia,
pengobatan tumor (peningkatan metabolisme nukleotida), atau gagal ginjal dengan
penyebab lain (penurunan ekskresi AU).
0 komentar:
Posting Komentar