Kamis, 11 Agustus 2016

Gagal Hati



Penyebab gagal hati akut adalah keracunan dan inflamasi, misal, kolangitis fulminan atau hepatitis virus (terutama hepatitis A dan E). Penyebab gagal hati kronik yang disertai fibrosis hati (serosis) adalah:
·         Inflamasi, misal, hepatitis virus persisten kronis.
·         Penyalahgunaan alkohol, merupakan penyebab yang paling sering.

·         Pada pasien yang rentan, efek samping obat, misal antagonis asam folat, fenilbutazon.
·         Kardiovaskuler menyebabkan hambatan aliran balik vena, misal pada gagal jantung kanan.
·    Beberapa penyakit yang diturunkan, misal, penyakit penyimpanan glikogen, penyakit Wilson, galaktosemia, hemokromatosis, defisiensi antitripsin-α1
·         Kolestasis intrahepatik atau pascahepatik dalam jangka waktu lama, misal, pada fibrosis kistik, batu diduktus biliaris komunis, atau tumor.
Akibat gagal ginjal yang paling berbahaya adalah:
·         Sinesis dihati berkurang. Hal ini menyebabkan hipoalbuminemia yang dapat menimbulkan asites, yakni akumlasi cairan ekstra sel dirongga abdomen, dan bentuk lain berupa edema. Akibatnya volume plasma berkurang sehingga terjadi hiperaldosteronisme sekunder yang menyebabkan hipokalemia, yang selanjutnya menimbulkan alkalosis. Selain itu, berkurangnya kemampuan hati untuk menyintesis menyebabkan penurunan konsentrasi faktor pembekuan didalam plasma.
·         Terjadi kolestasis, tidak hana menyebabkan kerusakan hati tetapi juga memicu kecenderungan perdarahan karena kekurangan garam empedu akan menurunkan pembentukan misel dan juga absorpsi vitamin K di usus sehingga karboksilasi-γ dari faktor pembekuan II (protrombin), VII, IX, dan X yang tergantung vitamin K berkurang.
·         Terjadi hipertensi portal dan dapat menyebabkan asites menjadi lebih buruk karena penghambatan aliran limfe. Hal ini dapat menyebabkan trombositopenia akibaat splenomegali, dan pembentukan varises esofagus. Defisiensi faktor pembekuan aktif, trombositopenia, dan varises dapat menyebakan perdarahan yang hebat. Akhirnya, hipertensi portal dapat menyebabkan enteropati eksudatif. Hal ini akan meningkatkan asites karena hilangnya albumin dari plasma, selain memberi kesempatan pada bakteri usus besar untuk ‘diberi makan’ dengan protein yang telah melewati lumen usus sehingga meningkatkan pelepasan amonium yang bersifat toksik terhadap otak.
·         Hiperamonemia, yang sebagian berperan pada ensefalopati (apatis, memory gaps, tremor dan akhirnya koma hepatikum) meningkat karena:
*      Perdarahan saluran cerna juga berperan dalam peningkatan suplai protein ke kolon.
*      Gagal hati menyebabkan hati menjadi tidak lagi mampu untuk mengubah amonium (NH3, NH4+) menjadi urea.
*      Hipokalemia yang telah disebutkan diatas menyebabkan asidosis intrasel yang akan mengaktifkan pembentukan amonium di sel tubulus proksimal dan pada saat yang sama menyebabkan alkalosis sistemik. Komponen pernafasan menambah alkalosis sistemik jika pasien mengalami hiperventilasi akibat ensefalopati.
Pada hipertensi portal, zat lain yang bersifat toksik terhadap otak akan melewati hati, dan karena itu, tidak akan dibuang oleh hati seperti yang seharusnya terjadi. Zat tersebut, seperti, amin, fenol, dan asam lemak rantai pendek juga terlibat terhadap terjadinya ensefalopati. Akhirnya, otak menghasilkan “transmiter palsu” (misal, serotonin) dari asam amino aromatik karena jumlahnya yang meningkat didalam plasma jika terjadi gagal hati. Tarnsmiter ini mungkin berperan dalam terjadinya ensefalopati.
Fungsi ginjal terganggu sehingga meningkatkan kemungkinan terjadi sindrom hepatorenal.

0 komentar:

Posting Komentar