Rabu, 10 Agustus 2016

Hubungan Antara Imunitas Spesifik dan Nonspesifik



A.    Interaksi antara sistem imun nonspesifik dan spesifik
Invasi mikroba memacu berbagai efektor nonspesifik dan sinyal inflamasi sehingga mikroba mudah diserang oleh berbagai molekul dan sel efektor. Mikroba dikenal oleh CRP atau MBP yang mengikatnya dan berperan sebagai opsonin dan dalam aktivasi komplemen. Beberapa patogen yang mengandung zimosan seperti jamur dapat mengaktifkan komplemen yang dapat menimbulkan lisis atau opsonisasi yang memudahkan fagositosis oleh neutrofil atau makrofag.

Sinyal inflamasi memacu fagosit seperti makrofag dan neutrofil berikatan dengan dinding pembuluh darah, keluar dari pembuluh darah dan bergera ke tempat infeksi untuk memakan mikroba penyebab infeksi. Selama proses ini sinyal inflamasi lainnya meningkatkan mobilisasi fagosit dan mediator larut CRP, MBL dan komplemen melalui arus darah ke tempat infeksi. SD memakan dan memproses komponen mikroba, bermigrasi melalui saluran limfe ke kelenjar limfoid yang dekat dan mempresentasikan antigen ke sel T. Sel T yang di aktifkan bermigrasi ke tempat infeksi dan memberikan bantuan ke sel NK dan makrofag. Sitokin yang di produksi selama respon nonspesifik mendukung dan mengerahkan respons imun spesifik ke tempat infeksi.
LPS (produk mikroba), IFN (produk sel NK dan sel T), memacu transkripsi gen APC untuk memproduksi IL-12 yang memacu diferensiasi sel CD4+ menjadi sel efektor Th1 yang memproduksi IFN-γ. Yang akhir meningkatkan fagositosis makrofag untuk membunuh mikroba dan merangsang sel B untuk memproduksi IgG yang bekerja sebagai opsonin dalam fagositosis.
Sistem imun nonspesifik dan spesifik perlu bekerja bersama dalam interaksi dan sistem kooperasi yang sangat tinggi yang menghasilkan respons kombinasi yang lebih efektif. Sistem imun nonspesifik bekerja dengan cepat dan sering diperlukan untuk merangsang sistem imun spesifik.

B.     Interaksi antara sel NK dan sel sistem imun lain
Sel NK memberikan pertahanan pertama terhadap infeksi virus. Sasaran sel NK adalah partikel virus. Lisis sel terinfeksi virus oleh sel NK menyingkirkan infeksi yang diperlukan sampai sistem imun spesifik seperti sel Tc dan antibodi dapat bekerja. Kadang infeksi virus dapat disingkirkan hanya oleh sel NK tanpa bantuan imunitas spesifik. Sel NK yang di aktifkan juga merupakan sumber berbagai sitokin yang mengatur sel sistem imun lainnya. Sel NK dapat memproduksi IFN-γ dan TNF-α yang merupakan sitokin imunoregulator poten. Sitokin tersebut dapat merangsang pematangan SD yang merupakan koordinator dalam inisiasi dan imunitas spesifik. INF-γ juga merupakan mediator poten dalam aktivasi makrofag dan regulator perkembangan sel Th. Kemokin yang merupakan bagian dari sitokin memiliki aktivitas kemotaktik dan mengerahkan sel spesifik ke tempat sel yang melepas sitokin. Sitokin selanjutnya berperan dalam komunikasi intraseluler yang di sebut penyampaian sinyal.
Seperti di lihat di atas ada interaksi antara sistem multikomponen imunitas spesifik dan nonspesifik yang melindungi pejamu dari invasi patogen yang dapat menimbulkan infeksi atau dari sel yang berubah dan dapat menimbulkan kanker yang dapat di timbulkan oleh tidak adanya kontrol sistem imun. Beberapa manifestasi klinis yang dapat terjadi karena disfungsi sistem imun adalah penyakit alergi, penyakit autoimun, penyakit defisiensi imun dan penolakan tandur serta penyakit Graft versus Host.
C.     Interaksi antara sel CD4+ dan CD8+
Mikroba yang menginfeksi dan berkembang biak dalam sitoplasma berbagai jenis sel, termasuk sel nonfagositik, kadang tidak dapat disingkirkan oleh fagosit yang diaktifkan sel T melalui DTH. Satu-satunya jalan untuk menyingkirkan infeksi mikroba yang sudah menetap atau virus yang berkembang biak dalam sitoplasma berbagai sel adalah dengan jalan membunuh sel terinfeksi sendiri. Hal itu merupakan fungsi CTL/Tc/CD8+. Semua sel bernukleus rentan terhadap infeksi virus. Protein virus dalam sel terinfeksi dan sel tumor yang bermutasi di presentasikan ke sel CD8+ dalam bentuk kompleks antigen MHC-I. Beberapa jenis mikroba merangsang sel T yang memberikan respon proteksi yang berlainan.
Makrofag mencerna mikroba yang di makannya dalam vesikel (fagosom). Namun, beberapa mikroba dapat terlepas dan masuk ke dalam sitoplasma. Sel CD4+, mengenal antigen yang berasal dari mikroba vasikular dan mengaktifkan makrofag untuk membunuh mikroba dalam vesikel. Sel CD8+ mengenal antigen yang berasal dari sitoplasma dan menyingkirkan mikroba dengan membunuh sel terinfeksi.

0 komentar:

Posting Komentar