Imunologi tumbuhan terdiri atas SAR
akibat infeksi lokal oleh patogen yang menimbulkan cedera dan kematian sel. SAR
meliputi spektrum bakteri yang luas, virus dan jamur. Berbagai gen SAR menyandi
berbagai protein mikrobisidal, yang dapat diinduksi bahan kimia endogen seperti
asam salisilat, yang berikatan dengan katalase untuk meningkatkan H2O2
yang merupakan pertahanan.
A. Fitoimunitas
Fitoimunitas meliputi fenomena serupa
imunitas, baik aktif maupun pasif. Bahan tumbuhan yang aktif dalam fitoimunitas
terdiri antara lain atas fitonisida dan fitoaleksin. Fitonisida adalah bahan
yang diproduksi tumbuhan yang mengalami trauma atau nontrauma yang merupakan
salah satu faktor aktif dalam imunitas tumbuhan. Fitonisida menunjukkan efek
bakterisidal, fungisidal dan parasitidal. Fitoaleksin adalah bahan tumbuhan
yang aktif dalam fitoimunitas.
Tanaman resisten terhadap banyak
penyakit yang disebabkan bahan seperti antibiotik yang ada dalam jaringannya.
Hal itu diturunkan dan merupakan inhibitor konstitusional yang ada dalam
tumbuhan. Contoh reaksi pertahanan tumbuhan yang berhubungan dengan pembentukan
dan konversi bahan antibiotik adalah reaksi terhadap cedera dan reaksi nekrotik.
Resistensi tumbuhan terhadap penyakit
tertentu ditentukan berbagai bahan antibiotik yang dikandungnya dan efek
sinergistik berbagai bahan yang berperan dalam fitoimunitas. Varietas tumbuhan
berbeda dalam jumlah antibiotik yang dikandung dalam jaringannya dan intensitas
generasinya terhadap infeksi.
B. Fitohemaglutinin
PHA adalah lektin yang dapat mengikat
karbohidrat pada permukaan mikroba yang dapat mengaktifkan sel T. Oleh karena
itu PHA dapat memacu aktivasi poliklonal sel T atau aglutinasi. PHA sering
digunakan dalam studi aktivasi sel T. Dalam laboratorium PHA digunakan untuk
menentukan fungsi sel T pada penderita atau untuk menginduksi mitosis sel T
dalam mengumpulkan data kariotipik. Ekstrak kacang merah mengandung PHA dengan
sifat poten. PHA adalah mitogen poliklonal yang pertama kali diketahui.
0 komentar:
Posting Komentar