Stres merupakan suatu kondisi yang dinamis
saat seorang individu dihadapkan pada peluang, tuntutan, atau sumber daya yang terkait dengan apa yang dihasratkan oleh individu itu. Yang hasilnya dipandang tidak pasti dan penting.
Stres adalah beban rohani yang melebihi kemampuan maksimum rohani itu sendiri,
sehingga perbuatan kurang terkontrol secara sehat.
Stres tidak selalu buruk, walaupun
biasanya dibahas dalam konteks negatif. Karena stres memiliki nilai positif
ketika menjadi peluang saat menawarkan potensi hasil. Sebagai
contoh, banyak profesional memandang tekanan berupa beban kerja yang berat dan waktu yang mepet
sebagai tantangan positif
yang menaikkan mutu pekerjaan mereka dan kepuasan yang mereka dapatkan dari
pekerjaan mereka.
Stres bisa positif dan bisa negatif. Para
peneliti berpendapat bahwa stres tantangan, atau stres yang menyertai tantangan
di lingkungan kerja, beroperasi sangat berbeda dari stres
hambatan, atau stres yang menghalangi dalam mencapai tujuan. Meskipun riset
mengenai stres tantangan dan stres hambatan baru tahap permulaan, bukti awal
menunjukan bahwa stres tantangan memiliki banyak implikasi yang lebih sedikit
negatifnya dibanding stres hambatan.
saat mengalamai stres ada dua macam hormon yang sangat berbahaya yang
dikeluarkan secara berlebihan yaitu hormon adrenalin dan hormon kortisol. Kedua
macam hormon ini dilepas oleh Hypothalamus, organ kecil yang berada di pusat
otak.
Yang terjadi
saat stres
- Hypothalamus memberi sinyal kepada kelenjar adrenal untuk memproduksi lebih banyak hormon adrenalin dan kortisol untuk dilepaskan ke dalam pembuluh darah.Hormon-hormon ini mempersiapkan seseorang untuk bereaksi cepat dan efektif dalam mengatasi tekanan pada saat itu.
- Hormon-hormon ini meningkatkan kerja jantung, bernafas lebih cepat, tekanan darah dan metabolisme. Pembuluh darah melebar agar lebih banyak darah yang mengalir ke otot, sehingga otot tubuh kita waspada.
- Liver melepaskan glukosa yang disimpannya untuk meningkatkan energi tubuh.
- Keringat diproduksi untuk mendinginkan tubuh. Reaksi natural ini dikenal dengan nama respon stres. Apabila bekerja dengan benar, respon stres ini meningkatkan kemampuan seseorang untuk tampil dengan baik di bawah tekanan. Contohnya, seseorang dalam keadaan stres dan panik dapat mengangkat beban berat yang dalam keadaan biasa dia tidak kuat melakukannya.
Sebenarnya hormon-hormon dalam tubuh
bekerja dengan sangat seimbang. Jumlah yang tepat dari setiap hormon akan
menghasilkan hal yang positif. Jika stres itu hanya sebentar, sedikit
aliran adrenalin itu baik dan tak membahayakan. Tetapi jika stres jangka
panjang dan menetap dapat menyebabkan masalah. Stres emosional jangka panjang
ini menyebabkan aliran hormon adrenalin dan kortisol secara terus-menerus masuk
ke dalam darah, dan aliran tersebut memiliki dampak merusak bagi tubuh.
Apakah kadar
adrenalin yang tinggi berbahaya?
- Kadar adrenalin yang tinggi dan berkepanjangan dapat meningkatkan detak jantung dan tekanan darah sehingga detak jantung menjadi lebih cepat dan tekanan darah tinggi. Hal ini tidak baik.
- Kadar adrenalin yang tinggi dan berkepanjangan juga dapat menyebabkan peningkatan trigliserida yang adalah lemak di dalam darah, dan peningkatan gula darah. Ini juga tidak baik.
- Kadar adrenalin yang tinggi dan berkepanjangan dapat juga menyebabkan darah membeku lebih cepat (yang menyebabkan terjadinya plak), tiroid menjadi terlalu dirangsang, dan tubuh menghasilkan lebih banyak kolesterol. Semua pengaruh ini, jika berkepanjangan, secara potensial mematikan.
Bagaimana
dengan hormon kortisol yang berlebihan?
- Ketika tubuh melepas adrenalin ke dalam sistem, tubuh juga melepas hormon yang disebut kortisol. Kadar kortisol yang tinggi dan berkepanjangan dapat menyebabkan kadar gula darah dan insulin meningkat dan tetap bertahan pada tingkat tinggi.
- Kadar trigliserida meningkat dalam aliran darah dan dapat tetap bertahan pada tingkat tinggi. Kadar kolesterol juga dapat meningkat dan tetap pada tingkat tinggi.
- Terlalu banyak kortisol dapat meningkatkan berat badan dan menghasilkan kegemukan yang menetap, khususnya bagian tengah tubuh.
- Terlalu banyak kortisol dalam tubuh dapat mengurangi kalsium, magnesium dan potasium dalam tulang. Itu dapat menyebabkan kerapuhan tulang (osteoporosis).
- Sebagai tambahan terlalu banyak kortisol dapat menyebabkan tubuh menahan sodium (garam) yang menyebabkan peningkatan tekanan darah. Peningkatan kadar kortisol secara kronis akan menyebabkan gangguan fungsi kekebalan tubuh, dan tanggapan kekebalan tubuh yang salah telah dikaitkan dengan berbagai macam penyakit.
0 komentar:
Posting Komentar